Selama ini Linggra mengira anaknya, EL, gemuk karena diberi makan yang cukup oleh pengasuhnya. Tak pernah terbayangkan anaknya ternyata diberi obat keras yang bisa mempengaruhi hormon buah hatinya.
Linggra melihat kondisi anaknya menjadi drop setelah menghentikan obat tersebut. Di hari ke-9 penghentian obat, badan EL mulai lemas.
"Kata dokter EL nggak kuat bergerak karena tidak memiliki hormon kortisol sehingga kita harus segera menyuntikkan hormon tersebut," tuturnya.
Pemberian obat penggemuk selama setahun itu membuat produksi hormon di tubuh EL terganggu. Lambung balita itu juga bermasalah karena dipaksa memproses obat keras itu.
Setelah sebulan menghentikan pemberian obat, bengkak di tubuh EL mulai berkurang. Selama pengobatan di Singapura, hormon kortisolnya masih rendah, Lingga mengatakan butuh waktu untuk mengembalikan kadarnya secara normal.
"Sementara tetap harus di terapi minum obat hormonnya. Bisa 3 bulan, bisa 6 bulan bisa satu tahun, tergantung respons badan anaknya," tandas Lingga
.
ttps://health.dhetik.com/berita-detikhealth/d-7586451/kondisi-balita-di-surabaya-usai-diberi-obat-penggemuk-setahun-oleh-babysitter
ttps://health.dhetik.com/berita-detikhealth/d-7586451/kondisi-balita-di-surabaya-usai-diberi-obat-penggemuk-setahun-oleh-babysitter
No comments:
Post a Comment